Pertama kali ke Jakarta? Atau kamu tinggal di Jakarta dan punya ide playing tourist bersama teman-teman, pacar, atau mau me time dengan cara yang nggak biasa? Berikut ini adalah tempat wisata di Jakarta yang wajib masuk daftar perjalananmu!
Sebagai sebuah kota yang sudah berusia hampir setengah milenium, ibukota negara Indonesia ini menyimpan banyak cerita panjang dan beragam. Sebagian besar ceritanya tersimpan di dalam gedung-gedung museum yang menjadi saksi bisu perjalanan Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Tidak hanya museum, Jakarta juga menyuguhkan cerita lewat sepiring nasi goreng kambing atau semangkuk mie ayam yang rasanya melekat di lidah para penikmatnya. Apalagi, sih, yang ditawarkan ibukota kita ini? Yuk kita cek satu persatu!
Tempat Wisata di Jakarta yang penuh sejarah
Bicara tentang sejarah Jakarta, Kota Tua adalah destinasi utama kita. Memasuki kawasan ini kamu akan merasa seperti berada di Jakarta pada abad ke 15, terutama karena gaya arsitektur bangunan sekitarnya yang masih terjaga sebagaimana pertama kali dibangun. Salah satu bangunan yang masih terjaga bentuk aslinya adalah Museum Sejarah Jakarta atau yang lebih populer dengan nama Museum Fatahillah.
Pembangunan Museum Fatahillah menghabiskan waktu 5 tahun tepatnya dari tahun 1707 hingga 1712 dan berfungsi sebagai Balai Kota pada masa kependudukan Belanda dulu. Kalau Teman BuLiBi mengunjungi Museum Fatahillah, kamu masih bisa melihat penjara kuno di bagian bawah bangunan dan berbagai macam koleksi mulai dari alat-alat perang hingga prasasti. Selain itu, salah satu hal yang tidak akan kamu lewatkan adalah lapangan luas yang terbentang di depan bangunan museum yang lebih dikenal dengan nama Taman Fatahillah.
Di sini, kamu bisa menemui pelaku seni, pedagang, dan pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat. Waktu paling pas untuk mengunjungi Museum Fatahillah adalah saat sore hari, di mana kamu bisa mengumpulkan stok foto golden hour untuk feed Instagram kamu!
Masih di kawasan Kota Tua, tidak jauh dari Stasiun Jakarta Kota kamu bisa berkunjung ke Museum Bank Mandiri. Selain bagian dalam gedung yang (ternyata) sangat luas, hal pertama yang akan menarik perhatianmu adalah loket tiket yang terlihat seperti kasir kuno lengkap dengan plang berbahasa Belanda. Untuk masuk ke museum ini, Teman BuLiBi hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp. 5.000 saja. Koleksi museum ini mencakup berbagai macam mesin ketik, mesin penghitung, buku catatan (yang ukurannya jauh lebih besar dan tebal dari laptomu!), dan miniatur tampilan depan gedung bank pada masa kependudukan Belanda.
Museum Bank Mandiri
Sempatkan juga untuk turun ke bagian bawah tanah, kamu bisa menemukan koleksi brankas yang berjejer di depan ruang-ruang penyimpanan. Dari bentuk dan keterangan yang ada, kami jadi tahu kalau ternyata ruangan di bawah tanah ini digunakan untuk menyimpan emas dan surat-surat berharga. Di samping itu, salah satu karya seni yang tidak akan kamu lewatkan adalah kaca patri yang membentang saat kamu naik ke lantai dua. Ngomong-ngomong soal Museum Bank Mandiri, saat menonton film Gundala, Tim BuLiBi merasa tidak asing dengan beberapa setting tempatnya. Jangan-jangan memang Gundala syuting di sini, ya?
Untuk Teman BuLiBi yang ingin mengunjungi Kawasan Kota Tua, kamu cukup naik Transjakarta Koridor 1 atau 12. Agar perjalananmu lebih mudah dan nyaman, kamu bisa download aplikasi Trafi untuk mengetahui jadwal kedatangan bus dan rute lainnya.
Tempat Wisata di Jakarta khusus pecinta kuliner
Jalan-jalan tanpa mencoba makanan khas tempat yang kamu kunjungi rasanya seperti makan lalapan tanpa sambal. Saat berkunjung atau playing tourist di Jakarta, Teman BuLiBi wajib mencicipi Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih. ‘Warung’ nasi goreng kambing yang terletak di Jalan Kebon Sirih Barat 1, Jakarta Pusat ini sudah tenar sejak jaman mama papa kita, lho! Kamu mau tau cara paling gampang menemukan Nasi Goreng Kebon Sirih?
Saat menelusuri Jalan Kebon Sirih di malam hari, kamu akan melihat deretan mobil yang parkir di sebelah kanan jalan dan pramusaji yang berlalu lalang membawa tumpukan piring nasi goreng kambing untuk diantarkan ke pelanggan yang cukup memarkirkan mobilnya dan tidak ingin ribet mengantre atau mencari tempat duduk. Hal ini merupakan hal yang sangat lazim dan unik bagi para pelanggan Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih meskipun memang kondisi ini menjadi salah satu penyebab utama kemacetan di ruas Jalan Kebon Sirih. Saat mencicipi hidangan ini, kamu bisa merasakan cita rasa rempah yang begitu khas lengkap dengan potongan daging kambing yang empuk dan jauh dari aroma yang menyengat serta acar sebagai pelengkap.
Dari Jakarta Pusat, kita menuju Jakarta Selatan. Kalau Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih bisa menjadi alternatif makan malam, Tim BuLiBi sekarang mau merekomendasikan salah satu pilihan menu sarapan; Bakmi Jhon. Meskipun bukan merupakan sebuah restoran dan ‘dapur’nya hanya berupa gerobak mi ayam, rasa gurih manis yang cukup otentik dari semangkuk mi ayam Bakmi Jhon pasti bakal bikin kamu balik lagi ke sini. Ada dua macam varian porsi; normal dan jumbo yang masing-masing hanya dibanderol dengan harga Rp. 17.000 – Rp. 21.000 dan Rp. 34.000 – Rp. 38.000. Kalau kamu berencana ke sini, usahakan untuk datang sekitar pukul 9:00 atau 10:00 pagi karena kalau sudah siang sedikit nanti kamu nggak kebagian, lho!
Tempat Wisata di Jakarta yang angker!
Ingat nggak, kapan terakhir kali kamu kumpul bareng teman-teman dan kehabisan ide untuk bercengkrama lalu salah satu temanmu mengusulkan untuk bergantian cerita horor? Ya, cerita-cerita horor selalu bisa membuat tongkrongan lebih seru (atau menakutkan, tergantung kamu tim yang mana). Nah, di artikel ini, Tim BuLiBi juga mau kasih tau kalian tempat wisata yang angker di Jakarta, yang pertama adalah kompleks Monumen Kesaktian Pancasila yang terletak di Lubang Buaya, Jakarta Timur. Monumen ini didirikan untuk menghormati tujuh jenderal yang menjadi korban Gerakan 30 September atau G30S pada tahun 1965. Alasan mengapa kompleks monumen ini terkenal angker ternyata bukan hanya karena cerita yang melekat pada bangunan ini saja, tapi juga karena daerah ini sudah terkenal angker bahkan sebelum menjadi saksi bisa Peristiwa G30S. Sebelum menjadi kompleks monumen, daerah Lubang Buaya merupakan hutan yang tidak terjamah—atau mungkin tidak ada yang berani menjamah—dan mengelilingi rumah-rumah yang jaraknya berjauhan.
Lubang Buaya anker?
Suasana angker semakin kental ketika Lubang Buaya menjadi saksi bisu Peristiwa G30S di mana para mayat korban dibuang ke dalam sumur-sumur tua yang menyebar di kawasan ini. Agar lebih terasa horornya, Teman BuLiBi wajib berkunjung ke museum yang menurut kami merupakan lokasi utama sensasi horor komplek Monumen Kesaktian Pancasila. Banyak pengunjung yang mengeluhkan bahwa sesekali mereka dapat mencium bau anyir dan merasakan hawa yang tidak enak, terutama di Dapur Umum. Kalau menurut kami, sih, keadaan ini disebabkan karena keadaan museum yang tidak terawat dengan baik. Meskipun begitu, ada beberapa cerita horor yang cukup tenar, diantaranya adalah terdengarnya suara derap langkah tentara yang sedang baris berbaris, penampakan pria dengan wajah rusak, dan suara teriakan minta tolong. Hmm... mungkin lelembut yang tinggal di sana tidak rela direpresentasikan dengan begitu kejamnya? Atau mungkin gerah disangkutpautkan dengan propaganda anti-komunis, makanya mereka tidak tenang dan masih berkeliaran untuk menuntut keadilan. Siapa yang tahu?
Toko Merah, Kalibesar
Tempat wisata lain yang juga terkenal dengan keangkerannya adalah Toko Merah di kawasan Kalibesar, Jakarta Barat. Dibalik bangunan estetik yang akan mengingatkan Teman BuLiBi pada bangunan di film-film Wes Anderson ini ada sejarah kelam yang menyelimutinya. Pada tahun 1740 ketika Jakarta—waktu itu masih bernama Batavia—menjadi pusat pemerintahan di era kolonial, sebuah tragedi berdarah yang hampir bisa dibilang merupakan upaya genosida terhadap orang-orang Tionghoa terjadi. Adriaan Valckenier, Gubernur Jenderal VOC saat itu memberlakukan kebijakan yang cukup keras untuk menekan populasi etnis Tionghoa yang mulai menetap di Batavia dan sekitarnya. Kurang lebih 10.000 orang Tionghoa dibantai dan dibunuh oleh tentara Belanda sebagai upaya akhir untuk menekan masalah kependudukan ini. Aksi keji ini lebih dikenal dengan nama Geger Pecinan atau Tragedi Angke.
Konon, Toko Merah yang menjadi saksi bisu pembantaian perempuan-perempuan Tionghoa ini masih menyisakan cerita horor. Beberapa di antaranya adalah teriakan seorang perempuan meminta tolong, penampakan perempuan berbaju putih, dan suara perempuan menangis. Sebelum peristiwa Geger Pecinan terjadi, Toko Merah merupakan kediaman petinggi-petinggi VOC. Setelahnya, Toko Merah juga dijadikan kampus dan asrama. Namun, saat ini sudah beralih fungsi menjadi function hall dan cagar budaya yang dilindungi Pemerintah Kota DKI Jakarta. Jadi, kapan nih, Teman BuLiBi mau berfoto di depan Toko Merah?
Tempat Wisata di Jakarta yang Instagramable
Setelah diusulkan untuk direvitalisasi pada tahun 2016 dan selesai pada tahun 2017, Taman Lapangan Banteng kini semakin ramai menjadi pilihan wisata warga Jakarta dan sekitarnya. Letaknya yang tidak jauh dari Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral ini begitu strategis bagi siapapun yang ingin melepas penat sejenak. Ngomong-ngomong soal Taman Lapangan Bateng, Teman BuLiBi tau nggak nama monumen yang menjulang di tengah Lapangan Banteng? Kalau kamu nggak tau, itu namanya Monumen Pembabasan Irian Barat yang dibangun untuk memperingati kemenangan melawan Sekutu.
Setelah selesai direvitalisasi, Taman Lapangan Banteng kini merupakan taman kota bertaraf internasional yang tidak hanya difungsikan sebagai hutan kota, tapi juga sarana olahraga dan wisata bagi para pengunjung. Desain yang modern dan minimalis ini pas buat Teman BuLiBi yang selalu mencari spot baru untuk konten feed Instagram. Tidak hanya itu, karena desain taman yang landai dan halus, tidak jarang loh Lapangan Banteng ini menjadi arena para pengunjung untuk bermain skateboard. Pas banget, kan? Para skater ini bisa jadi objek bergerak buat foto kamu!
Museum Taman Prasasti
Selain Taman Lapangan Banteng, Teman BuLiBi bisa berkunjung ke Museum Taman Prasasti untuk mencari tempat wisata yang Instagramable. Museum yang diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1977 ini dulunya merupakan sebuah kompleks pekuburan untuk warga Belanda dan Eropa yang tinggal di Batavia. Yap, kamu tidak nggak salah baca, museum ini berupa tanah lapang dengan ribuan nisan khas pemakaman Eropa yang merupakan tempat peristirahatan terakhir para petinggi Batavia pada masa itu, salah satunya adalah Jan Pieterszoon Coon. Dalam perkembangannya, taman pemakaman ini tidak hanya diperuntukkan para petinggi Belanda tapi juga untuk siapapun. Kamu bisa menemukan makam Soe Hok Gie di sini.
Kenapa menurut Tim BuLiBi Museum Taman Prasasti ini cocok buat kamu yang mencari spot Instagramable? Saat berkunjung ke sini, Teman BuLiBi akan melihat ciri khas pemakaman Eropa yang ditandai dengan bangunan patung ataupun nisan besar di atas makamnya. Tidak jarang juga tempat ini digunakan sebagai latar tempat untuk berfoto buku tahunan sekolah-sekolah di Jakarta. Nah, buat kamu yang mencari tempat foto yang kental dengan gaya gothic ala gereja dan pemakaman abad pertengahan Eropa, jangan lupa tambahkan Museum Taman Prasasti di daftar kunjunganmu.
Tempat Wisata di Jakarta lainnya yang wajib Teman BuLiBi kunjungi
Hampir semua kota-kota besar di dunia pasti setidaknya memiliki satu taman rekreasi yang ada di kotanya, tidak terkecuali Jakarta. Taman Impian Jaya Ancol atau Ancol merupakan taman rekreasi terbesar yang telah berumur lebih dari setengah abad. Beberapa objek wisata yang bisa Teman BuLiBi kunjungi di sini beragam; mulai dari pantai, theme park sepertiDunia Fantasi (Dufan) dan Ocean Dream Samudra, taman rekreasi air Atlantis, underwater aquarium pertama di Indonesia yang bisa kamu temui di SeaWorld, dan masih banyak lagi. Ayo, susun dulu itinerary kamu sebelum menjelajahi Ancol seharian!
Begitu banyak pilihan tempat wisata yang bisa kamu kunjungi di Jakarta. Mulai dari museum dan bangunan bersejarah yang menyimpan cerita horor, wisata kuliner yang menggugah selera, hingga taman rekreasi yang menawarkan begitu banyak pilihan. Jadi, kapan kita ke mana?
(c) BuLiBi
Terima kasih sudah membaca. Suka artikel ini? Sila share ke media sosial kamu!
Baca juga:
Ibis Budget Jakarta Tanah Abang: Lokasi Strategis Untuk Transit
#bulibi #bukanliburanbiasa #tipsliburan #jakarta #tempatwisatajakarta #liburandijakarta #tempatwisata #kotatua #museumfatahillah #museumbankmandiri #museumlubangbuaya #tokomerah #tamanlapanganbanteng #museumtamanprasasti #dufan #ancol
Hotel terbaik di Jakarta:
Comments