Kalau mendengar Lhasa Tibet, kira-kira apa yang terlintas di pikiran kamu, traveler? Apakah teringat film ‘Seven Years in Tibet’ nya om Brad Pitt? Atau komik Tintin in Tibet? Bisa jadi langsung terpikir Dalai Lama, mungkin?
Tibet merupakan salah satu tempat tertinggi di dunia dengan ketinggian rata-rata lebih dari 4.500 meter. Terletak di dataran tinggi Tibet,di sebelah utara gugusan Himalaya, Tibet seringkali disebut Roof of the World atau The Land of Snow. Jika kamu belum tahu, Tibet juga berbagi Gunung Everest dengan Nepal, lho! Masyarakat Tibet menyebut Everest dengan Chomolungma.
Dulunya, Tibet merupakan wilayah tertutup dan tidak semua orang bisa masuk ke Tibet. Beberapa tahun terakhir wisatawan sudah bisa masuk ke Tibet dengan lebih mudah. Bahkan,Tibet menjadi salah satu tempat wisata yang cukup populer. Umumnya wisatawan yang berkunjung ke Tibet memilih kota Lhasa sebagai tujuan pertama dan juga tujuan utama.
Walaupun hingga saat ini wisata Tibet belum menjadi destinasi favorit traveler Indonesia, menurut tim BuLiBi, Tibet menjadi salah satu tempat yang paling tidak harus dikunjungi satu kali dalam hidup. Adakah yang memasukkan Tibet ke dalam bucket list traveling?
Kenapa Harus Traveling ke Lhasa Tibet
Lhasa adalah ibukota Tibet Autonomous Region, juga merupakan kota terbesar di Tibet. Kota ini terletak di ketinggian 3.656 m dan memiliki sejarah lebih dari 1.300 tahun. Ibukota Lhasa juga merupakan rumah bagi Potala Palace, istana musim dingin Dalai Lama.
Ada banyak alasan kenapa kamu harus traveling ke Lhasa, Negeri Atap Dunia. Traveling ke sini akan memberikan pengalaman berkesan yang tak akan terlupakan. Dengan segala hal magis yang melingkupi Tibet, kamu bisa melihat langsung ritual keagamaan yang sudah berlangsung ratusan tahun.
Sebagian besar masyarakat Tibet menganut agama Buddha, jadi tidak heran jika Tibet memiliki ratusan kuil Buddha. Tibet juga menawarkan pesona alam yang luar bisa indahnya. Pecinta fotografi akan jatuh cinta dengan pemandangan indah deretan pegunungan yang mengelilingi kota Lhasa, juga sungai-sungai, dan bangunan dengan arsitektur Tibet di kota Lhasa.
Tentu saja, kamu juga bisa merasakan keramahan masyarakat Tibet dengan mengunjungi beberapa tea house yang ada di kota. Juga kuliner khas TIbet, diantaranya momo, yak butter tea, dan Thenthuk (mie khas Tibet).
Tempat Wisata di Lhasa Tibet
Menjadi gerbang utama masuknya wisatawan ke Tibet, Lhasa menawarkan perpaduan spiritual, kebudayaan yang masih kental, dan modernitas. Ada beberapa tempat wisata yang bisa kamu jadikan rekomendasi saat berkunjung ke sini.
Berikut tempat wisata Lhasa Tibet yang bisa kamu kunjungi:
1. Potala Palace
Satu kata saat tim BuLiBi melihat bangunan ini: megah! Tidak terbayang seperti apa pembangunannya yang dimulai sejak tahun 1645. Dulunya, Potala Palace adalah tempat tinggal Dalai Lama selama musim dingin. Istana ini beralih fungsi menjadi museum sejak Dalai Lama mengasingkan diri tahun 1959.
Berada di ketinggian 3.700m, bangunan ini memiliki 13 lantai dengan lebih dari 1,000 ruangan, ribuan patung dan lukisan gulung, hingga ratusan mural dan stupa. Di dalam istana ini juga kamu bisa melihat langsung makam delapan Dalai Lama sebelumnya.
Merupakan tempat suci bagi umat Buddha di seluruh dunia, teman BuLiBi bisa melihat banyaknya peziarah dari berbagai penjuru yang datang berkunjung ke Potala Palace.
2. Jokhang Temple
Tempat wisata Lhasa Tibet berikutnya adalah Jokhang Temple yang artinya Rumah Bijaksana. Ada juga yang menyebutnya dengan nama Vihara Jokhang, Jokang, Tsuklakang, dan Qokang. Biara yang berada di Barkhor Square ini merupakan salah satu biara tertua dan pertama yang didirikan umat Buddha Tibet.
Biara ini khusus dibangun sebagai rumah bagi patung Sakyamuni Buddha setinggi 1,5 meter. Karenanya, Jokhang Temple merupakan tempat paling suci dan pusat ibadah bagi umat Buddha Tibet. Bangunan ini memiliki desain unik yang merupakan perpaduan desain Tibet, Nepal, dan India. Jokhang Temple ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia UNESCO pada tahun 2000 silam.
Dalam biara ini kamu juga bisa melihat mural dan permadani dengan dekorasi khas Tibet. Kamu bisa menyaksikan ritual peziarah yang datang untuk berdoa dari pagi hingga malam hari, suara para biksu yang sedang melantunkan doa-doa, serta bau dupa yang cukup kuat.
3. Sera Monastery
Salah satu tempat wisata Lhasa lainnya adalah Sera Monastery. Salah satu dari tiga biara utama di Tibet, Sera Monastery dibangun pada 1419. Dulunya biara ini merupakan rumah bagi 5,000 biksu yang tinggal dan belajar di sini.
Berkunjung ke biara ini, kamu bisa melihat aula pertemuan yang luas dipenuhi dengan mural, thanka, dan mandala. Ada satu yang tidak boleh dilewatkan saat berkunjung ke Sera Monastery nih, traveler!
Setiap hari jam 3-5 sore, kamu bisa melihat para biksu yang berdebat di lapangan di depan aula. Sebenarnya sih mereka sedang berdiskusi. Uniknya, mereka berdebat sambil menggunakan bahasa tubuh yang tidak biasa dan hentakan kaki.
4. Barkhor Square
Jalanan di sekitar Barkhor Square ini mengelilingi Jokhang Temple dan merupakan jalur para peziarah Buddha yang melakukan kora. Rasakan pengalaman spiritual bersama dengan para peziarah dengan berjalan memutari biara ini searah jarum jam.
Kamu bisa mendapati berbagai macam peziarah, mulai dari anak-anak, orang tua, biksu, hingga para penduduk nomad yang melakukan kora sambil membawa prayer wheel (roda doa) dengan warna-warni pakaian tradisional beserta aksesorisnya.
Di Barkhor Square kamu juga bisa belanja, lho! Terdapat beberapa toko souvenir, toko perhiasan, lukisan khas Tibet, dan lainnya.
5. Namtso Lake
Kalau ingin melihat masyarakat nomaden Tibet, kamu bisa memasukkan Namtso Lake sebagai tujuan tempat wisata di Lhasa Tibet. Danau ini merupakan salah satu dari tiga danau suci di Tibet.
Diperlukan waktu 6 jam perjalanan dari Lhasa untuk tiba di Namtso. Di sepanjang perjalanan kamu akan melewati padang luas dan kemungkinan melihat beberapa suku nomaden yang sedang bertani atau menggembalakan hewan ternak mereka.
Berada di ketinggian 4.720 m, menjadikan Namtso Lake danau air asin tertinggi di dunia. Selain itu, danau seluas 1.920 meter persegi ini adalah danau terbesar kedua di China dan danau terbesar di Tibet.
Di musim panas, permukaan danau akan terlihat berwarna biru jernih. Sayang, saat tim BuLiBi berkungjung ke Namtso, sebagian besar permukaan danau masih membeku. Untungnya, di ujung terjauh sudah terlihat sedikit permukaan yang sudah mencair dengan warna birunya yang cantik.
6. Lhasa Great Mosque
Ada masjid di Lhasa? Tidak salah koq! Tempat wisata di Lhasa tidak melulu biara dan kuil, ternyata di kota ini juga punya Lhasa Muslim Quarter. Di sini kamu bisa menemukan beberapa restoran yang menjual makanan halal. Tidak ketinggalan, Lhasa Great Mosque.
Dikenal juga dengan nama Masjid Hebalin, masjid ini merupakan tempat pertemuan etnis Hui di Tibet. Bangunan masjid ini memiliki desain tradisional Tibet dengan tiga pintu masuk, lapangan, dan beberapa bangunan utama.
Waktu Terbaik
Bagaimana, jadi tertarikkah untuk memasukkan Lhasa sebagai tujuan traveling? Kalau iya, perhatikan musim yang tepat untuk berkunjung yah! Karena terletak di daerah yang cukup tinggi, sebagian besar wilayah Tibet memiliki suhu yang cukup dingin hampir sepanjang tahun.
Sebenarnya, Lhasa bisa dikunjungi kapan saja, tapi banyak traveler yang berpendapat April hingga Oktober adalah waktu terbaik. Di waktu ini, udara cukup hangat dengan suhu udara berkisar 15-20 derajat celcius. Bahkan di sebagian besar wilayah Tibet salju mulai mencair.
Jika ingin memasukkan tempat wisata di sekitar Lhasa, seperti Natmso Lake, perhatikan juga cuaca di luar kota Lhasa yah agar tidak ‘salah kostum’. Seperti yang dialami tim BuLiBi saat berkunjung ke danau ini di bulan April. Seharusnya bulan ini sudah masuk musim semi, ternyata sebagian besar permukaan danau masih membeku. Bahkan sempat turun salju malamnya!
How to Get There
Banyak traveler Indonesia belum memasukkan Tibet sebagai destinasi liburan karena mahalnya transportasi menuju Lhasa. Selain itu, tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta ke ibukota Lhasa. Tenang, sebenarnya hal ini bisa disiasati lho! Seperti kata pepatah, banyak jalan menuju Roma.
Untuk mencapai Lhasa, kamu bisa menuju ke salah satu kota di mainland China terlebih dahulu. Kota-kota seperti Beijing, Kunming, Xi’an, Guangzhou, dan Chengdu bisa jadi pilihan. Dari kota-kota tersebut, ada dua alternatif untuk menuju ke Lhasa. Kamu bisa melanjutkan dengan pesawat terbang atau menggunakan kereta.
Kalau ingin meneruskan dengan kereta, teman BuLiBi bisa memilih penerbangan dari Jakarta menuju kota Xi’an. Tim BuLiBi memiih kota Xi’an dengan pertimbangan waktu tempuh kereta yang lebih cepat tiba di Lhasa dibandingkan dari kota-kota lain seperti Beijing, Chengdu, atau Guangzhou.
Dari Xi’an, kamu bisa mengambil kereta jurusan Xining, kemudian berganti kereta langsung menuju ke Lhasa. Tersedia beberapa pilihan kelas yang bisa diambil, yaitu hard seat, soft sleeper berth, dan hard sleeper berth.
Asal tahu saja nih, travelers, perjalanan dengan kereta Xi’an-Xining-Lhasa memakan waktu total 26 jam! Memang lama, tapi dijamin kamu tidak akan menyesal! Jika memilih jadwal dari Xining pagi atau siang hari, kamu akan disuguhi pemandangan indah sepanjang jalan.
Oh iya, dengan naik kereta, kamu juga punya banyak waktu aklimatisasi untuk menghindari acute mountain sickness (AMS). Pilihan hard sleeper dan soft sleeper sangat disarankan, jadi kamu bisa istirahat dan tidur di perjalanan.
Opsi naik pesawat menjadi pilihan jika kamu ingin menghemat waktu. Rute populer dari mainland China diantaranya Beijing, Shanghai, Chengdu, dan Xi’an. Untuk menghindari terkena AMS, disarankan untuk langsung beristirahat dan tidak banyak melakukan aktivitas dulu untuk proses aklimatisasi setelah tiba di Lhasa.
Tips mencegah acute mountain sickness lainnya, disarankan untuk tidak mandi atau keramas di hari pertama tiba di Lhasa. Tenang, udaranya kan dingin, jadi tidak keringetan koq, teman BuLiBi. Jangan lupa untuk minum air putih secara berkala yah, walaupun tidak merasa haus.
Yang perlu kamu tahu
Untuk traveling ke Tibet, kamu harus memiliki visa China terlebih dahulu
Semua wisatawan asing tidak bisa traveling secara mandiri di Tibet. Jadi kamu harus mendaftar ke travel agency untuk bisa masuk ke Tibet
Untuk masuk ke Tibet, semua wisatawan asing perlu memiliki Tibet Travel Permit. Umumnya Tibet Travel Permit akan dibantu proses oleh travel agency yang dipilih
Mengunjungi tempat wisata Lhasa dan wisata Tibet, wisatawan asing harus selalu ditemani travel agency
Biasanya travel agency akan meminta wisatawan untuk TIDAK mencantumkan akan pergi ke Tibet saat pengajuan visa China. Info dari contact person travel agency yang digunakan tim BuLiBi saat itu, jika menyebutkan akan masuk Tibet biasanya akan dipersulit untuk mendapatkan visa China
Natmso Lake terlihat sangat indah di saat musim panas (Juni hingga Agustus). Alternatif danau suci lainnya adalah Yamdrok Lake, hanya berkisar 3 jam perjalanan dari Lhasa
Traveling ke Tibet berpotensi terkena AMS. Gejala yang biasa timbul seperti sakit kepala, mual, dan sesak napas. Kamu bisa membawa obat seperti Diamox untuk berjaga-jaga
Untuk pilihan kota dari Indonesia ke mainland China dan pulangnya bisa disesuaikan dengan budget dan preferensi kamu yah. Biasanya rute yang cukup sering promo dari mainland China ke Lhasa adalah Xi’an, Chengdu, dan Kunming
Jika memilih kereta untuk menuju Lhasa, sebaiknya pesan tiket jauh-jauh hari agar tidak kehabisan tiket, terutama yang kelar sleeper berth
Jangan lupa bawa bekal untuk di kereta menuju Lhasa yah, traveler! Di kereta ada juga gerbong restorasi jika ingin membeli makanan dan minuman
Untuk mendapatkan tiket pesawat murah, pilihlah waktu saat low season. Pilihan low cost carrier menuju China juga bisa menjadi opsi untuk menghemat biaya
Traveler yang sudah pernah mengunjungi China mungkin sudah tahu mengenai toilet di China. Nah, kalau traveling ke Tibet harus menyiapkan ‘mental’ lebih nih terkait urusan toilet. Tissue kering, tissue basah, sabun/hand sanitizer, dan botol air tidak boleh ketinggalan dibawa kemana-mana nih!
Entah bagaimana kentalnya budaya dan ritual keagamaan Tibet lebih dari 50 tahun lalu sebelum dikuasai China. Saat tim BuLiBi berkunjung ke Tibet, memang sudah terlihat jelas kemajuan dan modernisasi yang digalakkan oleh pemerintah China. Di ibu kota Lhasa sendiri, bisa terlihat berbagai macam supermarket dan rumah makan China, juga toko-toko dengan neon signs yang terang benderang.
Tapi, kamu masih bisa melihat banyak masyarakat asli Tibet yang berziarah, melakukan kora sambil melantunkan mantra di tempat-tempat suci yang diantaranya menjadi tempat wisata. Kamu juga bisa melihat peziarah yang bersujud di kuil dan biara di sekitar Lhasa dan wilayah Tibet lainnya.
Nah, saat berkunjung ke tempat wisata Lhasa Tibet inilah masih terlihat betapa kentalnya ritual keagamaan yang dijalankan oleh masyarakat Tibet. Tidak ketinggalan pesona alam yang dimiliki Lhasa, menjadikan Lhasa wajib dikunjungi traveler. Jadi, sudah siap traveling ke Lhasa?
(c) BuLiBi
Baca juga:
Comentários